Friday, October 01, 2010

Juragan Roti Yang Baik hati



Senin, 27 Sept-2010, saya ke Bandung untuk belanja beberapa barang. Entah kenapa jadi teringat teman yang jadi dosen di Itenas Bandung. Tahunya dia ada waktu dan sekalian ketemu dengan teman yang lain yang sudah jadi pengusaha. Sudah lama saya gak ketemu dengan teman pengusaha tersebut. Setelah buat janjian ketemu di Jalan Dago, saya pun meluncur ke Dago bersama sopir. Ternyata teman tersebut bawa mobil Fortuner, lalu saya bertanya dalam hati bukankah mobil pak Dosen sedan kok jadi Fortuner….hmm ternyata mobil teman yang sudah jadi pengusaha….

Lalu kami meluncur ke sebuah Caffe di Dago pakar….

Disana kami melepas rindu bercerita tentang masa lalu, masa kuliah dan setelah kuliah….biar gak rancu saya panggil bapak Pengusaha dgn BW. Mulai lah BW bercerita tentang kisah suram sewaktu lulus kuliah. Setelah lulus kuliah di ITB beliau melanjutkan kuliah S2 di bidang manajeman. Setelah lulus kuliah manajemen sempat menggangur beberapa bulan. Sudah menjadi tradisi, sarjana mencari kerja. Begitu juga BW, tiap hari ada sekitar 30 lemaran yang dikirim, tapi gak ada yang memanggil utk diwawancara saja.

Malam hari nya kami shalat Magrib berjamaah di rumah pak BW, dilanjutkan dengan makan malam di RM Kubang, di sekitar jl A Yani. Besok nya kami makan siang lagi di Sari Bundo di jalan Taman Pramuka, jadi puas kami melepas rindu dan bicara bisnis.

Akhirnya dia mulai memikirkan usaha yang bisa dijalankan. Akhirnya terjun di perdagangan Tepung, ambil tepung di Jakarta, lalu diual di Bandung. Kalau dipikir2 betapa malu nya kalau sarjana ITB dan S2 Management terkemuka, jualan tepung dan angkat2 karung tepung. Usaha ditekuni karma ingin punya usaha yang halal. Untuk delivery BW beli mobil pickup, usaha ini pun dilakukan sendiri. Kadang di hari hajun, harus mengangkat tepung. Yang paling malu rasanya kalau ada teman2 kuliah dulu melihatnya. Karna sudah gak malu lagi, jadi terbiasa. Hanya satu prinsip yang dipegang, “makan harus dari yang halal, untuk apa malu.”


Beberapa bulan kemudian, di thn 98, BW dipanggil untuk wawancara disebuah Perusahan tepung yang sedang butuh manager. Sewaktu wawancara sama direktur bertanya tentang aktivitas selama mengganggur. BW bercerita tentang usaha yang sdh dia tekuni, mulai dari proses order sampai proses penjualan. Ternyata Direktur itu tertarik dan akhirnya diterima kerja. Walau bercerita polos tanpa bahasa Inggris, bercerita tentang merintis usaha. Di thn 1999 sdh jadi sales manager untuk beberapa Area. Bisnis jualan tepung nya berhenti sejak di mulai kerja kantoran.

Terakhir BW bekerja jadi Sales Manager Area untuk daerah Kalimantan, Karna sering melakukan demo membuat roti, lama kelamaan BW jadi terbiasa dan bisa bikin kue.


Sifat baik yang dimiliki oleh BW membawa berkah. Ketika ada 4 orang lulusan SMA mencari kerja maka dia latih untuk membuat kue/roti, ini di thn 2001. Selama dilatih ke 4 anak tersebut dikasih makan. Ke Empat anak SMA ini lah yang mengembangkan usaha roti tersebut. Di awal-awal bisnis, BW tidak mendapatkan untung sama sekali, tapi dia masih kerja di PT, jadi masih aman untuk income harian.

Serba kebetulan, ketika mulai usaha ada Ibu direktur rumah sakit yang menawarkan alat masak roti. Pembayaran alat masak roti dicicil lagi. Waktu itu harga mesin sekitar 100juta. Setiap habis kantor BW memasarkan roti, juga ke 4 anak-anak SMA tadi juga ikut memasarkan. Tahun 2002 BW keluar kantor, karna selalu tidak sepaham dengan Direktur nya. Akhir nya BW di pensiun dini. Jadi bisnis roti sudah mulai berjalan setahun, BW memutuskan untuk focus di bisnis Roti.

Alhamdulillah sekarang sdh ada 4 kota tempat produksi nya, di Banjarmasin, Balik Papan, Palangkaraya dan di Bandung. Untuk di Banjarmasin, sdh ada 12 mobil box yang keliling tiap hari, dengan omset bisa mencapai 50jt/hari.

Tempat produksi di Bandung dibuka, niat nya hanya untuk mengisi kesibukan kalau lagi di Bandung, karna anak dan istri di Bandung. 2 Minggu sekali BW ke Kalimantan untuk memantau bisnis roti nya. Sekarang BW lebih sering di Bandung, di Kalimantan paling hanya 3 hari, terus kembali lagi ke Bandung.

Sekarang BW sdh bisa menikmati hasil usaha nya, sudah memliki mobil fortuner, Jazz, 2 rumah, dan tempat peternakan ikan dll. Rencana ke depan BW mau kerja sama membuka tempat produksi di Bali. Saya turut meng aminkan, karna saya lihat BW sifat nya baik, suka membantu.

Terakhir BW berkata “Untuk buka usaha tidak usah pakai hitung rugi laba, niatkan saja untuk membantu membuka lapangan kerja”….Salut untuk BW…