Tidak ada satu pun alasan bagi kita untuk besikap pesimis di
dunia ini. Tuhan menganugerahkan begitu banyak hikmat,kelebihan,rahmat,dan
rejeki bagi kita sesuai dengan apa yang telah kita kerjakan. Dengan segala
kenikmatan itu, kita mempunyai potensi yang besar untuk mewujudkan apa yang
kita inginkan.
Lihatlah di sekeliling kita. Betapa banyak orang yang kita
mempunyai kekurangan dalam berbagai hal, tetapi dengan kesungguhan, mereka
mamapu mewujudkan apa yang mereka cita-citakan. Mereka mempunyai mimpi dan
kemudian bekerja keras untuk mewujudkannya.
Pesimisme timbul jika kita tidak mampu mengelola kemampuan
kita, dan menyalahkan segala sesuatu jika impian itu tidak tercapai, atau
lingkungan kita tidak sesuai dengan apa yang d inginkan. Padahal, inti dari
semua itu ada dalam diri kita sendiri. Orang-orang yang pesimis melihat segala
sesuatu sebagai sebuah hambatan yang menjadi beban bagi kesuksesan yang mereka
tuju. Padahal, belum tentu hambatan-hambatan tersebut nyata, terkadang hanya ada
di pikiran mereka saja.
Karenanya, optimisme mesti ada dalam diri kita agar apa yang
akan kita lakukan membawa jalan kesuksesan. Tanpa optimisme, sulit bagi kita
untuk mengarungi berbagai kehidupan dengan tantangannya yang semakin sulit.
Untuk
membangun sikap optimis, kita perlu memahami bahwa semua yang ada dalam diri
kita ada manfaatnya. Pemahaman itu akan membawa kita pada proses melakukan
analisis mengenai kekuatan apa yang kita miliki dan bagaimana menggunakan
kekuatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman akan kekuatan yang
kita miliki menjadikan kita percaya diri untuk mulai melakukan sesuatu.
Setiap orang diciptakan dengan kekuatan dan kelamahan
masing-masing. Memahami kekuatan dan kelemahan yang dimiliki akan menjadikan
kita lebih mengenal mana yang bisa kita lakukan dan mana yang tidak bisa kita
lakukan. Hal itu juga menjadikan kita mengetahui secara lebih pasti di bidang
apa saja yang kita bisa bekerja lebih dibandingkan yang lain.
Selanjutnya, perlu ada yang keyakinan dalam diri kita bahwa
jika orang lain bisa melakukan, kita juga bisa melakukan hal yang sama. Mereka
makan nasi, begitu juga kita. Akan terpati dalam diri kita bahwa kita mampu
melakukan sesuatu dengan baik kalau ada orang yang mampu melakukannya.
Setiap orang pada dasarnya mempunyai kesempatan yang sama.
Yang membedakan adalah ada orang yang berani mengambil kesempatan yang
dimilikinya karena percaya dengan kemampuannya, sementara orang lain tidak
berani mengambil kesempatan yang ada karena tidak mempunyai kepercayaan diri
bahwa ia mamapu melakukan hal tersebut.
Jangan pernah merendahkan kemampuan kita sendiri. Salah satu
kecenderungan negatif yang sering dilakukan seseorang adalah apa yang di sebut
sebagai “underestimate”(meremehkan,merendahkan)kekuatan yang dimilikinya.
Akhirnya, hal itu menimbulkan rasa rendah diri yang tidak perlu pada saat
melakukan sesuatu.
Contoh yang sering terjadi adalah bahwa pada saat kita ingin
melakukan sesuatu, di awal kita sudah terlebih dahulu takut dan tidak berani
malakukan karena banyak hal:”merasa belum cukup umur,tidak berbakat,tidak
berpengalaman,takut tidak bisa,atau takut mengecewakan”, dan berbagai ketakutan
lain yang sifatnya merendahkan diri sendiri.
Pikiran semacam itu menjadi belenggu bagi diri sendiri untuk
melihat dan memanfaatkan peluang yang tersedia. Kemauan dan kemampuan yang
sudah ada pada diri sendiri terhambat oleh pemikiran sempit yang celakanya
ditimbulkan oleh diri sendiri. Belenggu pemikiran semacam ini harus terlebih
dahulu disingkap, dihilangkan jauh-jauh dari pikiran kita, sehingga potensi dan
kesempatan yang terbuka di depan kita bisa dimanfaatkan secara maksimal.
Jangan pernah menyerah, karena akan selalu ada harapan.
Hidup ini akan selalu menghadapi berbagai persoalan yang terkadang datang silih
berganti, hingga suatu saat, mungkin kita merasa berada pada satu titik di mana
kita tidak bisa lagi menghadapi beban persoalan tersebut. Terkadang, di saat
kritis tersebut, kita menghadapi di lema besar. Sebuah pertanyaan muncul di
hadapan kita: bisakah kita bertahan? Haruskah kita menyerah ?
Dalam kondisi semacam ini, satu-satunya hal yang bisa kita
lakukan adalah “melawan”semua kemungkinan kita untuk menyerah. Tanamkan dalam
diri kita bahwa kita akan melakukan usaha sampai batas akhir di mana kita tidak
bisa lagi bebuat apa-apa.
Biasanya, orang yang dalam keadaan terdesak akan mampu
mengeluarkan potensi dan kekuatannya jauh lebih dahsyat di bandingkan saat ia
dalam keadaan normal. Artinya, sebenarnya jika hal itu ia lakukan dalam keadaan
sadar, ia juga bisa melakukan hal yang sama, menarik kekuatan dirinya sampai
batas yang paling memungkinkan.
Orang yang dikejar anjing, misalnya, terkadang bisa
melakukan hal-hal yang luar biasanya,yang sebelumnya tidak terpikirkan. Dengan
reflek, ia bisa lari sekencang-kencangnya, atau melewati pagar yang tinggi,
meloncati parit, berenang di sungai, atau melakukan berbagai hal lain yang bisa
jadi sebelumnya belum pernah ia lakukan.
Orang yang terjebak dalam sebuah kebakaran besar di
rumahnya, misalnya, saat ia terkurung api, ia bisa melakukan berbagai hal yang
sebelumnya tidak pernah ia lakukan. Bisa jadi ia bisa menerobos kaca, membuka
teralis besi, dan menerobos lingkaran api untuk bisa menyelamatkan diri atau
orang yang dicintainya. Ketika ada dorongan dalam dirinya yang sangat kuat
untuk melakukan sesuatu, saat itulah ia bisa berkonsentrasi dan mengumpulkan
potensi yang ada dalam dirinya untuk melakukan berbagai hal yang terkadang
tidak mungkin dilakukan sebelumnya.
Jika kita mendapatkan suatu prestasi, sekecil apa pun
prestasi itu, syukuri dan nikmatilah. Prestasi semacam itu akan memberikan
gambaran bahwa kita pun bisa melakukan sesuatu jika kita berusaha dengan keras.
Gambaran semacam itu akan memberikan kekuatan untuk melakukan kerja dan karya
yang lebih besar lagi. Begitu seterusnya sehingga semakin lama prestasi yang
kita dapatkan semakin besar dari sisi kualitas dan kuantitas.
Jika perlu, berilah reward untuk diri sendiri atas prestasi
yang telah didapatkan. Rayakan prestasi tersebut; belikan hadiah terbaik untuk
diri sendiri, atau berikan istirahat dan relaksasi bagi tubuh anda, karena
telah mau diajak bekerja keras mendapatkan prestasi tersebut. Dengan demikian,
anda merasakan betapa penting diri anda sendiri bagi orang-orang di sekitar
anda, dan anda mampu menyumbangkan sesuatu bagi mereka.
Harus disadari pula bahwa kepercayaan diri yang tinggi
merupakan dua sisi pedang yang saling terkait. Di satu sisi, kepercayaan yang
tinggi akan sangat membantu seseorang dalam mengembangkan diri dan belajar dari
lingkungannya secara cepat, tetapi di sisi lain harus di jaga agar kepercayaan
diri yang tinggi ini tidak mengarah kepada sebuah kesombongan.
Jika kepercayaan diri mampu mendorong terciptanya proses
pengembangan diri secara lebih baik, hal itu menjadi nilai positif yang harus
di kembangkan. Tetapi, sebaliknya, perlu kehati-hatian agar kepercayaan diri
yang tinggi itu tidak mengarahkan seseorang kepada kesombongan sehingga tidak
mau lagi memperbaiki diri jika ada kekurangan atau kesalahan.
Wassalam
Afrizal
www.bajupoeti.com