Hari Jum'at pagi (9-okt-09), saya dan adik saya Afdal Zikri Ir, sudah siap siap untuk berangkat ke daerah Pariaman. Walau badan masih letih, karna baru sampai di kota Bukittinggi tadi malam (Jam 12 malam). Tapi letih itu bisa dikalahkan dengan semangat ingin melihat kondisi gempa di Pariaman.
Pagi itu, kami siap berangkat dengan motor GL Pro, motor kesayangan orang tua saya, tujuan Pariaman. Karna motor jarang jarang dipakai untuk jarak jauh, maka saya ragu untuk memakai motor tersebut. Tapi Alhamdulillah, ternyata Afdal sdh menservis motor tersebut terlebih dahulu. Kami berencana memasuki daerah-daerah yang susah dijangkau mobil.
Perjalanan ke kota Pariaman, yang berjarak sekitar 70KM dari Bukittinggi. Sebelum masuk kota Pariaman, kami melewati daerah Sicincin. Ternyata di Sicincin sdh banyak juga rumah yang roboh. Diperjalanan kami bertemu dengan relawan PKS dari kota SUMUT, Deli Serdang. Relawan ini membawa 2 truk beras, dan satu mobil ambulance. Kami berhenti dulu, untuk menikmati perjalanan. Kami sempat mengobrol dengan relawan tersebut.
Hari pertama rencana hanya untuk mensurvei daerah yang akan dibantu, rencana setelah survei daerah, baru membeli sembako yang dibutuhkan di kota Bukittinggi. Awalnya kami berniat mencari daerah yang 3 desa nya ketimbun tanah longsor. Karna kami tidak tahu persis daerah nya, kami sampai di desak Cubadak Air, Pariaman. Kami putuskan untuk shalat Jumat disana.
Karna pengurus Masjid disana meminta bantuan warga nya untuk mengumpulkan dana untuk membangun Masjid tersebut. Masjid sdh rusak, dan gak bisa dipakai. Ketika saya lihat masjid, sdh rusak cor-coran nya. Juga kondisi cor yang sdh miring. Jadi shalat jumat dilaksanakan diluar masjid. Sebelum shalat jumat dimulai, ada pengumpulan dana, saya serahkan 1 juta dari masyarakat Cikarang untuk Masjid. Setelah selesai shalat, ada orang yang menghampiri saya, karna dia tahu waktu saya kasih uang 1juta. Lalu saya utarakan niat untuk membantu 1 ton beras untuk daerah Cubadak Air.
Setelah diskusi sama DKM, dan pemuda masjid, saya mengambil uang k ATM. Setelah dipikir-pikir, kalau beli beras di Bukittinggi, perlu sewa mobil truk dan belum lagi waktunya dan cara distribusi. Jadi lebih efektif beli beras di daerah lokasi gempa. Karna kami lihat, kalau kita bagikan dijalan-jalan saja, sementara banyak yang di pedalaman yang gak kebagian beras. Nah kalau melalui Desa, maka semua akan dapat merata. Jadi rencana beli beras di BUkittinggi jadi batal. Jadi diputuskan beli berasnya didaerah saja.
Setelah ambil uang, saya langsung mengunjungi Heller (tempat pengilingan padi).
Setelah proses negosiasi /tawar menawar beras, diperoleh harga beras rp 6600/KG. Di Gudang beras, saya berphoto bersama Guru SMAN. Lalu kami ke posko desa untuk melaporkan bantuan beras. Saya ketemu langsung dengan kepala desanya....Jadi saya beras kami serahkan kepala Desa, dan pemuda untuk membagikan nya.
Setelah memberikan bantuan di desa Cumanak Air, beras 1 ton senilai 6.6juta dan uang cash 1juta. Diperjalan menuju desa Padang Alai, kami memberikan uang sebesar 600ribu, ke anak-anak yang meminta di jalan. Kami tukarkan uang dengan uang receh 1 ribu. Setiap anak kami kasih 2 ribu. Sambil membawa jalan dengan motor, kami bagi-bagikan uang tersebut.
Melihat rumah yang roboh, hati kami semakin sedih. Selama perjalanan ke Padang Alai, kami melihat banyak yang roboh, memang banyak rumah yang roboh dikiri dan kanan jalan. Jadi semakin tersentuh kami. Allah SWT memang kuasa mengambil yang diinginkan Nya. Perjalanan ke Gunung Tigo terhenti, karna jalan kesana masih putus, dan masih belum bisa ditempuh sama motor. Proses perbaikan masih berlangsung. Akhir nya sampai jam 5 sore kami putuskan untuk pulang ke BUkittinggi. Sampai di rumah sudah jam 7 malam.
Saya mengucapkan terima kasih kpd Bapak/Ibu yang telah memberikan sumbangan untuk membantu saudara-saudara kita yang kena musibah gempa di Padang. Perjalanan hari pertama sudah disalurkan bantuan sebesar Rp 6.6jt + 1 juta = 600ribu. Jadi hari pertama semua Rp 8.2juta sdh disalurkan.....