Tuesday, June 23, 2009

Membiasakan Anak dgn contoh yg baik

Pagi ini (23Jun09), saya ajak Arbi (2thn) keliling komplek, pas masuk Jl
Kelinci, Arbi membunyikan klason motor, dan Arbi mengangkat tangan ke pak
Satpam. Saya tercengang kok bisa ya Arbi mengerjakan hal itu? Mungkin karna
setiap saya lewat sana, saya "Say Hello ke pak Satpam" jadi Arbi meniru nya.
Ya begitulah anak, akan mencontoh apa yang kita.

Arbi yang kecil, sdh tahu menghidupkan komputer, mulai menekan tombol ON,
dan memasang kabel internet, ini karna Arbi lihat kakaknya yang menghidupkan
komputer. Kalau kabel internet belum terpasang pasti dia heboh, karna gak
bisa lihat gambar truk kesukaan nya. Bagaimana kalau menghidupkan TV, pasti
setelah menghidupkan TV, Arbi akan menghidupkan kipas angin, nah
langkah-langkah itu sdh tertanam di otaknya. Gimana kalau mencium Bunda,
Papa, dan kakanya, pasti setelah cium pipi kiri, pasti cium kening. Kalau
kening gak kejangkau, pasti Arbi teriak "TAS-TAS" maksudnya (atas) cium
kening...

Waktu kecil (1 SD sd 4SD), saya sering dibawa oleh Bapak saya ke tempat
dimana ada Gotong Royong, misal bangun Masjid, buat jalan, bersih2 di Desa
Bapak, Waktu kecil saya hanya berharap dapat nasi bungkus utk makan siang.
Nasi bungkus nya pasti enak sekali, karna dibungkus pakai daun pisang. Saya
sangat merasakan dampaknya sekarang, Yang saya rasakan sekarang adalah saya
berani tampil di masyarakat dibandingkan dengan Kakak-kakak dan adik2ku.

Ya memang, anak akan melihat contoh dilingkungan nya, kalau lingkungan nya
baik maka akan baiklah prilaku anak tersebut. Kadang-kadang saya bawa Arbi
ke masjid untuk shalat Magrib, untuk melihat shalat berjamaah. Hmmm Arbi kan
baru 2thn, apa tidak menganggu? Sebetulnya kalau anak sdh biasa melihat Ibu,
Kakak2 nya shalat dirumah, jadi gerakan shalat tidak akan membuat dia
tertarik utk menggoda. Karna Arbi sekarang sdh mulai berani sama orang luar,
jadi kalau pas shalat, saya minta Kakaknya Alief untuk shalat terakhir dan
menjaga Arbi dulu. Jadi Alief shalat nya 1 rakaat terakhir saja, itu pun
kalau Arbi nya mau diam.

Yang saya terapkan ke Arbi, dan selalu saya sampaikan adalah "Di Masjid gak
boleh ribut, gak boleh lari2" Walau Arbi belum bisa jawab, tapi dia
paham/mengerti kok yang kita inginkan. Kata-kata gak boleh ribut ini saya
ulang-ulang. Jadi Insya Allah, di usia TK nanti dia sdh bisa shalat di
masjid dan tidak membuat kegaduhan di Masjid. Mungkin kita bisa lihat
kebanyakan anak-anak yang sudah SD kelas 5 SD shalat di Masjid masih saja
ribut, saling pukul, saling dorong, dll. Saya berpikir, kalau Bapak/Ibunya
sdh menanmkan sejak kecil di Masjid gak boleh ribut, maka saat dia besar
akan tertanam dengan kata-kata tersebut.....

Disaat liburan ini, saya sdh merencanakan untuk mengajak Alief (mau masuk
SMP) untuk sering ikut pengajian shubuh di Masjid Mekar Indah. Saya lihat,
daya tangkap anak kecil sangat bagus. Kata-kata yang diucapkan Ustad, bisa
diulangi dengan baik setelah pulang dari pengajian. Semakin sering kita
mendengar pengajian maka semakin mantap kita melangkah dalam hidup ini,
karna kita hidup punya tujuan. Untuk mencapai tujuan haruslah dengan
ilmu....Ilmu Dunia dan Akhirat. Kemaren saya terharu kitaka Alief memberikan
selebaran keterangan lulus dari sekolah dengan nilai rata2 diatas 9.
Alhamdulillah NEM terbaik se kecamatan Cikarang Timur kata gurunya.

Melalui tulisan pendek ini saya mengajak Bapak/Ibu yang sdh punya anak,
"Mari kita memberikan contoh yang baik ke anak-anak kita"....Ingat buah Apel
jatuh tidak jauh dari pohon (pesan dari teman di FB).

Insya Allah kita akan menikmati hasil pendidikan kita thdp anak...."Jangan
sampai sdh dewasa baru kita menyesal, karna anak kuran didikan", ingat
philosofi bambu, saat kecil
bisa dibentuk, kalau sdh jadi bambu gak bisa lagi dibentuk sesuai keinginan
kita, kecuali bambunya dibakar.